Ikan Red Devil Berasal Dari

Ikan Red Devil Berasal Dari

Ikan Hias yang Bisa Dikonsumsi

Berbeda dengan jenis ikan hias lain, ikan red devil tergolong sebagai jenis ikan yang bisa dikonsumsi. ikan ini juga memiliki kandungan Asam Amino dan protein yang tinggi serta sangat baik untuk dikonsumsi baik oleh berbagai kalangan baik anak-anak hingga ibu hamil. Bahkan beberapa orang menyebut jika rasa dari ikan ini lebih enak jika dijadikan sebagai olahan kripik, difillet, dan digoreng.

Ikan Red Devil Termasuk Agresif

Penamaan red devil bukan karena warna tubuh dari ikan ini yang merah cerah, melainkan karena perilaku agresif yang dimilikinya. Berdasarkan Fishkeeping World, tak jarang si setan merah mengejar ikan-ikan lain untuk sekadar “olahraga”, menggigit, dan bahkan membunuh mereka.

Dikarenakan perilaku red devil yang ganas tersebut, penghobi ikan hias lebih kerap menempatkan si setan merah ke tempat yang terpisah dari spesies lain. Meski demikian, bahkan dengan jenis yang sama pun ikan bertaring tajam ini tetap menunjukkan sifat agresif, kecuali dengan pasangannya. Jadi, untuk mencegah terjadinya pertikaian antar red devil yang belum kawin, sediakan banyak tempat bersembunyi untuk ikan di akuarium.

Selain kepada sesama ikan, Amphilophus labiatus juga ganas terhadap benda-benda yang ada di sekitarnya. Dianugerahi dengan rahang yang kuat dan gigi yang tajam, si setan merah tak akan segan-segan menyeruduk kaca akuarium, menghancurkan peralatan akuarium, dan bahkan menggigit pemiliknya, lho!

Habitat dan Makanan Ikan Red Devil

Ikan yang masih berkerabat dengan ikan lou han ini senang berada di perairan terbuka dan jarang ditemukan di sungai. Ikan pemangsa ini lebih senang untuk berada di dasar pasir halus yang memiliki banyak tempat persembunyian di antara batu maupun kayu. Umumnya, ikan ini dapat ditemukan di sela-sela bebatuan maupun batang kayu yang terendam.

Rahang kuat dan gigi besar menunjukkan, bahwa spesies ini merupakan spesies pemangsa atau predator. Ikan ini memakan ikan kecil, cacing, larva serangga, siput, dan organisme lainnya yang berada di bagian bawah air.

Bila dalam aquarium, ikan ini merupakan omnivora yang akan memakan segala yang Grameds berikan. Sebaiknya, mencukupi sumber protein ikan ini dengan cacing tanah, cacing darah, dan jangkrik.

Selain itu, Grameds juga dapat memberikan sayuran untuk menyeimbangkan pola makan ikan dari ikan hias ini dan melindungi mereka dari berbagai penyakit. Berikan makanan untuk ikan rakus ini dalam beberapa hari. Berikut, beberapa sumber nutrisi yang baik untuk ikan red devil:

Ikan Red Devil Memangsa Ikan Endemik Danau Toba

Dari penjelasan sebelumnya, Grameds sudah tahu jika ikan ganas ini tak akan segan untuk melukai maupun membunuh ikan lain. Nah, perilaku agresifnya tersebut sempat menjadi permasalahan di perairan Danau Toba pada April 2022 silam.

Kemunculan dari Amphilophus labiatus di danau vulkanik tersebut diduga karena dilepas dengan sembarangan oleh masyarakat sekitar. Mungkin tampak sepele, tetapi pada kenyataannya ikan pemangsa yang lepas ini sudah memangsa banyak ikan endemik di Danau Toba.

Spesies Amphilophus labiatus sendiri merupakan golongan omnivora. Grameds dapat memberikannya daging, sayur, dan serangga seperti jangkrik ataupun cacing. Akan tetapi, karena memiliki sifat yang agresif juga memungkinkan ikan red devil memangsa ikan lain yang memiliki ukuran lebih kecil.

Para setan merah ini, lantas menjadi spesies invasif di Danau Toba. Jika dibiarkan begitu saja, tentu akan menyebabkan populasi ikan endemik menjadi berkurang. Untungnya, masyarakat setempat telah mengerahkan upaya untuk menangkap ikan-ikan ganas tersebut dengan tujuan untuk menjaga keseimbangan ekosistem.

Tergolong Sebagai Ikan yang Kuat

Dilansir dari Aquarium Source, ikan ini banyak disukai oleh penggemar ikan hias karena kepribadiannya. Meskipun ganas, ikan dengan warna indah ini bisa membangun sebuah relasi dengan pemiliknya dan bahkan dapat memohon-mohon untuk diberi makan layaknya tingkah seekor anjing.

Meskipun keberadaan dari ikan ini membahayakan perairan, tetapi banyak masyarakat yang menjadikan ikan unik ini sebagai peliharaan di akuarium. Faktanya memang ikan asal Nikaragua ini mempunyai motif yang hampir serupa dengan ikan lou han, sehingga banyak orang yang justru malah semakin ingin memeliharanya.

Sesuai dengan namanya, warna merah yang ada pada ikan red devil tersebut memang sangatlah mencolok bila diletakan di dalam akuarium.

Habitat dan Makanan Ikan Red Devil

Ikan yang masih berkerabat dengan ikan lou han ini senang berada di perairan terbuka dan jarang ditemukan di sungai. Ikan pemangsa ini lebih senang untuk berada di dasar pasir halus yang memiliki banyak tempat persembunyian di antara batu maupun kayu. Umumnya, ikan ini dapat ditemukan di sela-sela bebatuan maupun batang kayu yang terendam.

Rahang kuat dan gigi besar menunjukkan, bahwa spesies ini merupakan spesies pemangsa atau predator. Ikan ini memakan ikan kecil, cacing, larva serangga, siput, dan organisme lainnya yang berada di bagian bawah air.

Bila dalam aquarium, ikan ini merupakan omnivora yang akan memakan segala yang Grameds berikan. Sebaiknya, mencukupi sumber protein ikan ini dengan cacing tanah, cacing darah, dan jangkrik.

Selain itu, Grameds juga dapat memberikan sayuran untuk menyeimbangkan pola makan ikan dari ikan hias ini dan melindungi mereka dari berbagai penyakit. Berikan makanan untuk ikan rakus ini dalam beberapa hari. Berikut, beberapa sumber nutrisi yang baik untuk ikan red devil:

Ikan Red Devil Termasuk Agresif

Penamaan red devil bukan karena warna tubuh dari ikan ini yang merah cerah, melainkan karena perilaku agresif yang dimilikinya. Berdasarkan Fishkeeping World, tak jarang si setan merah mengejar ikan-ikan lain untuk sekadar “olahraga”, menggigit, dan bahkan membunuh mereka.

Dikarenakan perilaku red devil yang ganas tersebut, penghobi ikan hias lebih kerap menempatkan si setan merah ke tempat yang terpisah dari spesies lain. Meski demikian, bahkan dengan jenis yang sama pun ikan bertaring tajam ini tetap menunjukkan sifat agresif, kecuali dengan pasangannya. Jadi, untuk mencegah terjadinya pertikaian antar red devil yang belum kawin, sediakan banyak tempat bersembunyi untuk ikan di akuarium.

Selain kepada sesama ikan, Amphilophus labiatus juga ganas terhadap benda-benda yang ada di sekitarnya. Dianugerahi dengan rahang yang kuat dan gigi yang tajam, si setan merah tak akan segan-segan menyeruduk kaca akuarium, menghancurkan peralatan akuarium, dan bahkan menggigit pemiliknya, lho!

Habitat dan Kondisi Tangki

Karena sangat agresif, semakin besar tangki yang bisa Anda berikan maka akan semakin baik. Tangki yang lebih besar dapat mengurangi tingkat agresi. Jika Anda mendapatkannya dari kecil, atau membiakkannya, maka mereka akan menjadi jauh lebih besar saat tumbuh dewasa. Jadi, pastikan ruang cukup luas untuk menampung mereka dalam ukuran penuh.

Penggantian air secara teratur sangat penting. Dalam hal substrat, lapisi bagian bawah dengan pasir halus dan beri mereka batu dan kayu untuk bersembunyi. Ikan red devil akan menghancurkan tanaman air yang Anda tambahkan ke akuarium Anda. Mereka suka menggali, jadi jangan heran jika Anda menemukan bahwa tanaman yang Anda tambahkan ke tangki Anda dicabut, dihancurkan, atau dinikmati sebagai camilan.

Jauhkan kabel dari jangkauan mereka. Tutup dan sembunyikan filter, pemanas, dan selang agar ikan ini tidak menghancurkannya juga. Dalam hal pencahayaan, ikan red devil membutuhkan pencahayaan normal dan moderat.

Ikan Red Devil – Terdapat berbagai ragam jenis ikan hias. Salah satu yang tidak kalah populer ialah ikan red devil. Meskipun bernama red devil, tetapi ikan ganas yang satu ini tidak ada hubungannya dengan klub sepak bola asal Inggris, Manchester United.

Diklasifikasikan oleh Albert Günther pada tahun 1864, ikan red devil atau ‘setan merah’ banyak dipelihara oleh masyarakat karena memiliki penampilan yang cantik. Meskipun indah untuk dipandang, ikan ini pernah menjadi masalah serius di Danau Toba, lho! Masalah apa itu? Jika penasaran, langsung aja simak artikel berikut ini untuk mendapatkan informasi selengkapnya!

Ikan Red Devil Dilarang di Indonesia

Ikan predator ini pernah muncul serta menghebohkan ekosistem air tawar di Danau Toba, Sumatera Utara. Aksi brutal dari ikan red devil menjadikan populasi ikan endemik menjadi menurun serta merugikan nelayan setempat.

Kemunculan dari ikan buas ini ternyata juga terjadi di banyak daerah lain di Indonesia. Si setan merah ini dapat ditemukan di beberapa daerah, seperti Waduk Sermo, Kulon Progo dan Waduk Wonorejo, Tulungagung. Populasi ikan agresif ini menjadi sangat banyak dan memangsa ikan-ikan lain yang mempunyai nilai ekonomis lebih tinggi.

Pemerintah RI pun sudah merilis peraturan yang melarang persebaran ikan red devil di Indonesia. Larangan tersebut diatur melalui Peraturan Kementerian Kelautan dan Perikanan Nomor 19 Tahun 2020 tentang Larangan Pemasukan, Pembudidayaan, Peredaran dan Pengeluaran Jenis Ikan Yang Membahayakan dan atau Merugikan Dalam dan Dari Perairan Negara Republik Indonesia

Sejarah Ikan Red Devil

Dilansir dari fishkeepingworld, ikan red devil berasal dari Danau Managua dan Danau Nikaragua di Amerika Tengah, ikan red devil (Amphilophus labiatus) adalah ikan besar yang panjangnya mencapai 15 inci (lebih dari 38 cm) saat dewasa. Awalnya diklasifikasikan pada tahun 1964 sebagai Cichlasoma labiatum oleh seorang pria bernama Gunther.

Ikan ini lebih suka di perairan terbuka dan berada di antara bebatuan atau kayu gelondongan, di mana ia dapat menemukan tempat persembunyian dengan cepat bila diperlukan. Di alam liar, ia berisiko diserang oleh hiu banteng. Namun, di akuarium rumah Anda, ikan red devil yang merupakan pemangsanya, semua ikan Anda yang lain berisiko diserang olehnya.

Ikan red devil telah diperkenalkan ke berbagai bagian alam liar habitat non-asli. Misalnya di Indonesia, diperkenalkan ke Danau Jawa, Papua, dan Sulawesi dan sekarang dianggap sebagai ikan invasif yang ganas dan buas.

Dengan gigi besar dan rahang yang kuat, ikan red devil ini mengonsumsi ikan kecil, larva serangga, dan cacing. Mereka sangat agresif dan akan mengejar ikan untuk sekadar olahraga, melepas ekor ikan atau membunuh mereka.

Pada saat yang sama, mereka dengan cepat menjadi terikat pada pemiliknya. Mereka mengambil hati pemiliknya dan akan mengikuti Anda di sekitar ruangan dari dalam akuarium.

Keterikatan ini juga terlihat di antara sesama ikan red devil. Tidak seperti beberapa spesies ikan lain yang memiliki banyak pasangan, ikan ini cenderung monogami. Mereka menggunakan batu pipih dan kayu gelondongan untuk pemijahan.